450 Ribu dapat TV, Radio, mp3/mp4 player, Kamera, Senter dan 2 HP

Setiap lebaran, adalah saat panen bagi anak-anak, karena hampir selalu mendapatkan uang jajan dari sanak dan saudara, maupun handai dan tolan yang dikunjungi. Walaupun tentu berbanding terbalik dengan orang tuanya, yang justru harus menyediakan anggaran lebih, karena besarnya pengeluaran pada saat lebaran.
Anak saya juga mendapatkan limpahan berkah pada hari Lebaran ini. Dari uang yang didapatkannya, iapun minta dibelikan HP. Maklum, mereka lahir di era teknologi dan globalisasi. Walaupun baru kelas 4 SD, tapi hampir semua temannyapun sudah memilikinya. Sayapun akhirnya menyetujuinya walaupun dengan beberapa syarat agar tidak mengganggu belajar dan sekolahnya. Toh itu juga bukan uang rutin keluarga, sehingga tidak mengganggu roda ekonomi keluarga.
Pada awalnya HP yang diinginkan adalah HP model blackberry yang ada lampu senternya. Tapi ketika sampai di salah satu sentra penjualan HP di Semarang, dengan banyaknya opsi HP yang ditawarkan, akhirnya memilih HP yang ada TVnya Vitell V709, walaupun cuma HP China, karena kebetulan uangnyapun masih cukup. Akhirnya, hanya dengan Rp. 450 ribu saja, HP dengan fasilitas TV, radio, mp3/mp4 player, kamera dengan flash, lampu senter, bluetooth, dual GSM dan suport micro SD berpindah tangan. Senang bukan main anak saya, bisa membeli HP yang komplit punya.
Dominasi HP dengan merek yang sudah mapan seperti Lokira, Sory Ereksi, Samsul dll (nama sengaja disamarkan) akhir akhir ini mulai tergerus oleh membanjirnya HP China. Mereka terkenal suka memberi bandrol mahal tapi pelit dalam memberi fasilitas. HP China menawarkan kecanggihan sebuah gadget dengan harga yang sangat terjangkau. Saya sendiri kadang juga heran, dengan harga murah, tapi fasilitas berlimpah. Kalau di Indonesia saja yang konon sudah kena biaya pengiriman maupun pajak ini itu harganya cuma segitu, lalu kalau dinegaranya sana harganya berapa?
Memang sekarang banyak pilihan, mau yang merek terkenal atau yang murah meriah. Sayangnya bangsa kita hanya senang menjadi konsumen dari apa yang diproduksi orang luar. Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi mereka karena sifat pemalas kita, yang lebih suka membeli dan memakai produk manca dibandingkan berusaha untuk membuat dan berkreasi sendiri, padahal stok orang pinter di negeri ini juga banyak. Kurang apa bangsa ini. Mumet aku ......

Komentar

  1. ndak usah dipikir mumet2, pak jai, hehe ... sebentar lagi kalau negeri ini sdh bebas dari korupsi pasti gaya hidup konsumtif akan berubah menjadi produktif.

    BalasHapus
  2. Waaah enak banget kayaknya yach...!

    BalasHapus
  3. haaaaa? itu seriusan hanya dengan 450 rbu,,hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar