Gamelan Laptop

Punakawan pada pembukaan

    Pada umumnya, sebuah grup karawitan yang tampil secara live memerlukan ruang yang luas. Peralatan gamelan alias alat musik jawa ini memang banyak macamnya dan ukurannyapun banyak yang terbilng besar. Sehingga, untuk sebuah pementasan, diperlukan ruang atau panggung yang cukup luas hanya untuk penempatan  alat musiknya saja.

    Tetapi bayangan itu menjadi berubah ketika mengikuti pembukaan lomba Penulisan PTK/PTS dan Pembuatan Media Belajar Berbasis Komputer di LPMP Jawa Tengah tanggal 13 Desember 2009. Pada kesempatan pembukaan tersebut, ditampilkan goro-goro (adegan Semar, Petruk, Gareng dan Bagong) yang diiringi oleh karawitan SMA 1 Prembun Kebumen. Yang berbeda adalah peralatan gamelannya adalah laptop. Setiap laptop mewakili satu buah gamelan (kecuali kendang). Perpaduan alat musik gamelan laptop dimainkan dengan sangat harmonis sangat mirip dengan gamelan sesungguhnya. Tempat untuk peralatan gamelan otomatis menjadi lebih ringkas, tidak banyak menyita tempat. Ukuran sebuah laptop tentu tidak seberapa dibandingkan dengan ukuran gamelan yang sesungguhnya.

    Software gamelan laptop, atau pembuatnya menyebut Virtual Gamelan, ternyata adalah hasil karya seorang guru SMA kreatif, yaitu bapak Joko Triono, S.Pd dari SMA 1 Prembun Kebumen. Sangat kreatif dan idenya sungguh cemerlang. Setidaknya dengan dibuatnya Virtual Gamelan ini, ada 2 keuntungan yang dapat diambil.

  1. Pelestarian budaya, gamelan merupakan budaya asli Indonesia. Merupakan kuajiban warga negara khususnya generasi muda untuk melestarikannya, Menggungakan alat yang sebenarnya mungkin oleh anak muda dapat dikatakan kuno dan konvensional. Dengan pendekatan teknologi, diharapkan generasi muda menjadi lebih tertarik mempelajari gamelan sebagai bagian dari budaya Indonesia. Tentu gamelan yang sesungguhnya teta harus dipertahankan.
  2. Hemat biaya, tidak semua sekolah memiliki gamelan, tetapi banyak siswa saat ini yang sudah memiliki laptop. Dengan menginstall softwarenya, maka sebuah laptop dapat berubah menjadi alat gamelan apa saja (kecuali kendang setahu saya). Gamelan ini dapat dibawa pulang, sehingga siswa dapat belajar di rumah. Ini tidak mungkin terjadi jika menggunakan alat gamelan yang sebenarnya.

     Ternyata oh ternyata, banyak sekali guru kreatif di negeri ini. Tinggal menunggu kemunculannya. LPMP Jawa Tengah sebagai sebuah lembaga penjaminan mutu pendidikan di Jawa Tengah memfasilitasi kemunculan guru-guru kreatif dalam pembuatan perangkat lunak khususnya dalam pembelajaran. Tidak tanggung-tanggung, 150 peserta yang terpilih diundang selama 3 hari di LPMP Jawa Tengah (13 – 15 Desember 2009) untuk mempresentasikan hasil karyanya, selama 3 hari itu akomodasi peserta di tanggung oleh LPMP Jawa Tengah, dan lebih heboh lagi pulangnya juga disangoni.

Tim Kendal, yg satu gemuk yg satu kurus

    Sedemikian besar perhatian LPMP Jawa Tengah untuk merangsang munculnya pak Joko- pak Joko yang lain, yang mungkin perlu ditiru oleh LPMP – LPMP yang lain di Indonesia.

    Teriring doa bagi peserta lomba dari Kabupaten Kendal, semoga sukses.

Komentar

  1. Sayang foto-foto laptop yang dijereng jlentrek-jlentrek sebagai gantinya gamelan tidak ditampilkan, karena kebiasaan saya, duduk paling belakang, sehingga males untuk maju motret para pemain gamelannya.

    BalasHapus
  2. Nggawe suoro kenthongan Pak...

    BalasHapus
  3. wah kreatif plus luar biasa pak

    BalasHapus
  4. top markotop...
    itu software virtual gamelan dipatenkan atau opensource ya???
    *pengin*

    BalasHapus
  5. pak joko flash memeng bener2 guru kreatif, pak jai. saya pernah sekamar dengannya. dia butuh waktu sebulan lebih utk ngrekam suara gamelan satu persatu hingga akhirnya menjadi nada gamelan yang komplet. kemampuannya membuat software berbasis flash membuat kreativitasnya makin hebat dan luar biasa.

    BalasHapus
  6. @pak mar
    Kalau cumak kenthongan, bagi pak joko hanya butuh waktu 1 menit.
    @pak Sholeh
    Betul
    @mas Andy
    softwarenya katanya sudah dipatentkan, yg jelas bukan opensource.
    @pak sawali
    sayangnya, yang pernah sekamar kok belum ketularan ya pak??????

    BalasHapus
  7. oh iya aku mo nanya. kemarin temenku nannya kalo masukin suara/musik dari sumber luar (misal penyanyi) pake sopwer apa?

    BalasHapus
  8. Kulonuwun Pak guru, ajeng nunut ngeyup sinambi ngangsu kawruh :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar