Kopi Darat dan Kebakaran


Sebenarnya postingan ini mau saya aplod kemarin-kemarin, akan tetapi karena banyak kegiatan, maka baru ini kali di aplod. Orang tua bilang lebih baik terlambat daripada telat. Pada hari Rabu, tanggal 3 Maret 2009, tanpa diduaga dan tanpa dinyana, saya ketemu seseorang yang sudah saya kenal tetapi belum pernah saya lihat secara langsung. Beliau adalah bapak Ahmad Sholeh yang sering menjadi teman ngeblog. Kebetulan beliau sedang ada tugas ke SMP 2 Brangsong, setelah ketemu ya biasa saling memandang diurutkan dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mengenali diri masing-masing. Maka kamipun berbincang-bincang ini dan itu termasuk juga masalah ngeblog. Sebenarnya pembicaraan baru mulai hangat dan heboh, ketika tiba-tiba dengan sangat terpaksa saya harus meninggalkan beliau sehingga untuk sekedar berfoto-foto untuk di pasang pada postingan inipun menjadi terlewatkan.


Sangat disayangkan karena baru bertemu untuk kali yang pertama tetapi saya sendiri merasa kurang dapat memberikan sambutan yang baik pada beliau, untuk itu pada kesempatan ini saya minta maaf ada pak Sholeh. Saya meninggalkan beliau karena mendapat tugas dari kepala sekolah untuk mewakili beliau memberikan sumbangan kepada salah satu siswa yang baru saja mendapat musibah, rumahnya terbakar. Sepulang dari tempat kejadian, kebetulan pak Sholeh dan rombongan baru saja meninggalkan sekolah. Semoga pada kesempatan lain bisa bertemu kembali, apalagi sekarang pak Sholeh sudah tinggal di Kendal lagi.

Mengenai musibah yang menimpa murid kami, adalah Eko kelas 8B, warga desa Penjalin kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2009 jam 15.00 WIB, rumahnya dan rumah bibinya yang kebetulan berdekatan, terbakar habis tidak bersisa. Yang tersisa hanyalah kaos dan jarik yang dipakai neneknya serta celana pendek yang dikenakannya, karena kebetulan anak tersebut sedang mencari rumput tanpa baju/kaos. Harta benda habis, kambing peliharaan yang berjumlah 7 ekor tinggal tersisa 2. Sungguh memprihatinkan. Sumber kebakaran diperkirakan berasal dari hubungan pendek arus listrik. Karena lokasi yang sangat terpencil dan akses jalan yang tidak mudah, mobil pemadam kebakaran Kab. Kendal tiba di lokasi ketika rumah sudah rata dengan tanah. Maklum untuk mencapai lokasi, mobil pemadam harus berputar lewat desa Sumur yang tentu jauh, dan kondisi jalan yang lebih tepat disebut arena offroad menyebabkan perjalanan menjadi lebih lama.

Untuk sementara, Eko dan neneknya hanya tinggal di tenda darurat yang didirikan didepan rumah sisa kebakaran. Eko tinggal hanya dengan seorang neneknya yang sudah tua lagi renta. Pekerjaan neneknya hanyalah di ladang dengan luas tidak seberapa. Ibunya pergi ke Malaysia untuk mencari nafkah, tetapi sudah 3 tahun lebih tidak tedengar baik kabar maupun beritanya, apalagi kiriman uangnya. Ayahnya tidak pernah mengurusinya lagi karena sudah mempunyai istri muda. Jadi hanya dia dan neneknya saja yang ada di rumah yang terbakar tersebut. Pada pagi hari, kalau neneknya punya nasi aking, baru si Eko bisa sarapan, selebihnya entah bagaimana.

Lha iya, orang yang nasibnya sudah termasuk sangat tidak beruntung begitu kok ya kena musibah. Kok bukan para koruptor yang sudah enak bergelimang harta itu yang rumahnya terbakar. Dari kacamata manusia, ini tentu tidak adil. Tapi tentu Allah punya kehendak lain. Semoga Eko dan neneknya selalu di beri ketabahan dalam menjalani cobaan ini.

Komentar

  1. Mudah-mudahan pada kesempatan yang lain kita bisa punya waktu lebih banyak lagi pak sekedar sharing tentang berbagai hal

    BalasHapus
  2. alhamdulillah, saya juga pernah ketemu di darat secara langsung dg pak sholeh, pak, memang sungguh menyenangkan bisa bertemu langsung dg seorang sahabat yang selama ini baru kita kenal sebatas di dunia maya. upaya utk bisa bertemu dg pak sholeh agaknya masih amat memungkinkan, pak, setelah beliau pindah tugas di semarang. ttg siswa pak jaitoe yang sedang mengalami musibah, semoga diberikan ketabahan dan akan segera mendapatkan ganti yang lebih baik. ikut bersimpati, pak.

    BalasHapus
  3. Jadi pingin ketemuan juga ki?

    salam kenal!

    BalasHapus
  4. Saya ikut prihatin atas apa yang menimpa mas Eko dan neneknya. Semoga tabah ya! :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar